INDI ELSA INSIRA


Namaku Indi Elsa Insira, saya lahir di Kediri, 06 Oktober 2000. Saya anak ke-1 dari 2 bersaudara, buah dari pasangan Joni Wibisono dan Katminingsih. Indi adalah panggilan akrabku, saya terlahir dari keluarga yang sangat sederhana. Ayahku seorang petani dan ibuku seorang ibu rumah tangga.
Setiap manusia semua memiliki sifat positif dan negatif begitu pula dengan diri saya. Kalau penilaian dari diri saya sendiri, dari segi hal sifat positif yaitu saya seseorang yang bisa dibilang bertanggung jawab, tidak mudah marah, penyabar dan setia. Sedangkan dalam sisi negatifnya saya cukup egois dan suka membuat orang lain kesal serta terkadang saya juga malas.
Kisah perjalanan hidup saya sangat Bahagia karena banyak sekali orang-orang yang sayang dan peduli sama saya, khususnya kedua orangtua saya yang selalu menemani hari-hari saya. Atas doa beliau sampai sekarang saya masih dalam keadaan sehat wal’afiat, saya juga tidak lupa untuk menjalankan sholat dan berdoa untuk diri saya, kedua orangtua maupun orangorang yang saya sayangi. Saya sangat berterima kasih terhadap kedua orangtua saya yang sudah membesarkan saya dan memberi Pendidikan sampai saya bisa meneruskan Pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu kuliah.
Ketika berumur 5 tahun, saya mulai bersekolah di TK Dharma Wanita, setelah lulus saya melanjutkan Pendidikan di SDN Pesing, kemudian selepas lulus dari SDN Pesing di tahun 2012 saya melanjutkan Pendidikan di MTsN 3 Kediri, Setelah lulus di MTsN 3 Kediri tahun 2016 saya melanjutkan Pendidikan di MAN 2 Kediri. Selepas lulus dari MAN 2 Kediri di tahun 2019, kini saya melanjutkan kuliah di UIN SATU Tulungagung jurusan Ekonomi Syariah dan kebetulan saya ditempatkan di kelas A.
Sewaktu TK saya sering ikut pertandingan seperti lomba menari, Tarik tambang dan baca doa. Saat SD saya juga sering megikuti lomba seperti pertandingan voly dan pada saat MAN saya tidak pernah lagi mengikuti lomba namun saya sangat senang dengan jurusan yang saya ambil sewaktu MAN dimana saya punya banyak teman dan banyak sekali pelajaran serta pengalaman yang di dapatkan.
Di jurusan IPA pastinya kita belajar mengenai banyak bahasa seperti Bahasa inggris, namun yah…. banyak orang tidak bisa berbahasa inggris dan saya termasuk di salah satunya. Itulah kelemahanku di jurusan IPA. Dan tara seminggu sebelum ujian saya benar-benar belajar dengan giat agar nilaiku bagus dan kompoten serta tidak mengecewakan kedua orangtua. Setelah selesai ujian saya melihat di papan pemberitahuan bahwa saya dinyatakan lulus, saya dan teman-teman sangat senang sekali dengan kelulusan ini jadi kami semua beserta guru akan merayakan kelulusan ini di kantin sekolahku.
Ketika saya baru selesai ujian akhir di MAN saya berencana untuk tidak kuliah maunya langsung kerja supaya tidak memberatkan beban orangtua. Namun Ketika saya kesekolah mengurus ijazah saya melihat teman-teman mendaftar di jalur SPAN-PTKIN yang merupakan jalur yang tidak perlu membayar jadi saya juga mencoba untuk daftar SPAN-PTKIN di UIN SATU Tulungagung dengan memilih 2 jurusan. Jurusan pertama saya memilih Ekonomi Syariah dan jurusan yang kedua saya memilih jurusan Psikologi, dan alhamdulillah saya lulus di jurusan yang pertama yaitu jurusan Ekonomi Syariah. Saya tidak menyangka bisa lulus SPAN-PTKIN karena dari sekian yang daftar di sekolahku hanya beberapa orang yang lulus.
Saya juga sangat senang berada di kelas A di jurusan Ekonomi Syarish karena teman-teman dikelas sangat ramah dan baik bahkan sering membantu teman yang lagi kesulitan dalam mengerjakan tugas atau melakukan registrasi di setiap aplikasi pembelajaran. Mengingat dulu waktu kuliah dalam keadaan PPKM akibat virus Covid-19 sehingga kami melakukan perkuliahan secara daring melalui zoom, goole meet, whattsapp serta telegram.
Jujur, sebenarnya saya lebih suka kuliah langsung dari pada online karena kuliah online saya rasa tidak efektif dalam pembelajaran dimana banyak sekali gangguan seperti jaringan,data habis bahkan cuaca buruk. Dalam hidup ini saya harus memiliki prinsip hidup yaitu dengan saya selalu berusaha dan berdoa untuk mewujudkan cita-cita yang saya inginkan, saya yakin selalu optimis bahwa dibalik semua ini semua Allah SWT mempunyai rencana lain. Sampai sekarang saya mempunyai cita-cita yang masih ingin saya wujudkan yaitu jadi orang sukses, membahagiakan kedua orangtua saya dan membahagiakan orang-orang yang saya cintai dan sayangi. Saya merasa sedih sampai sekarang karena saya sadar bahwa saya belum bisa membanggakan dan membahagiakan kedua orangtua saya, mungkin suatu saat nanti saya akan dapat mewujudkannya. Amin.
Ada satu hal yang saya nikmati, yaitu saya bahagia dengan diri sendiri. Saya bersyukur dengan apa yang saya punya dan saya dapatkan saat ini. Saya tidak suka mengikuti gaya yang biasanya teman-teman ikuti. Saya cenderung memilih apa yang menurut saya nyaman. Harapan saya kedepannya adalah semoga saya dan orang-orang yang saya sayangi sehat selalu agar bisa melihat saya sukses dan tentunya semua itu tidak akan terkabul tanpa DUIT (Doa, Usaha, Ikhtiar dan Tawakkal) serta semoga saya sukses dalam berkarya dan mempunyai penghasilan sendiri untuk dapat membanggakan kedua orangtua dan keluarga saya. Amin.
Dan tidak lupa pengalam kerja saya bersama grup PTSL (Pendafataran Tanah Sistematis Lengkap) tahun periode 2023 – 2024 dan sampai tahun sekarang yang senantiasa membuat saya lebih banyak belajar dan terus belajar, karena di saat saya bekerja dengan team PTSL banyak hikmah dan ilmu yang saya dapatkan, tak terkecuali Mas Iswahyudi yang senantiasa mengajari akan rumitnya perjalanan menghadapi para pemohon yakni warga se Desa Pesing yang setiap harinya berdatangan untuk mendaptarkan hak atas tanahnya tersebut. Pengalaman ini tidak bisa terlupakan karena sebelum saya bekerja di Bumi Pertiwi saya sudah agak memahami pekerjaan mengenai persertipikatan meskipun tidak sedetail ini. Jujur saya bangga bisa dititik sekarang.
Sebelum kisah cerita sederhana ini saya tutup, saya ingin menceritakan pengalam kerja saya di Bumi Pertiwi Sertipikat Tanah yang dulunya saya tidak menyangka akan terjun ke pekerjaan jasa ini. Sebelum saya memulai untuk bekerja di Bumi Pertiwi saya berpikir berkali kali apakah saya bisa apakah saya mampu bertemu dengan orang berbeda-beda setiap harinya. Ya allahhh dengan banyak rintangan, hinaan dan cemoohan berdatangan silih berganti, tapi disisi lain support dari keluarga saya menjadikan saya yakin untuk bekerja di Bumi Pertiwi dengan alasan dekat dari rumah. Dan ownernya juga sudah kenal dengan saya, ets tapi tidak berhenti sampai disitu, pengalaman kerja saya saat masuk awal bekerja berbanding terbalik dengan pekerjaan saya sewaktu saya bekerja di PTSL dimana pekerjaan yang sebelumnya pemohon datang ke kantor dan sekarang saya dan rekan rekan yang menemui pemohon. Memang agak syok tapi seiring berjalannya waktu saya juga sudah terbiasa. Sudah ya gais saya sudah capek sebenarnya karena waktu penulisan otobiografi ini bersamaan dengan acara slametan 100 hari nenek saya. Sekian dan terima kasih kepada keluarga, kekasih dan teman-teman yang telah membantu dan mensupport saya, baik berupa materi maupun moral sehingga semua dapat berjalan dengan baik. Salam sehat, santun dan bekerja keras.
Staf Khusus Urusan BPN